Bicara tentang Mars, tentunya 
mengingatkan kita pada aksi lucu dan penuh perjuangan aktor Matt Damon 
di film The Martian. The Martian menceritakan kehidupan di Planet Mars 
yang sudah dapat dihuni oleh manusia tetapi harus dengan bantuan 
teknologi. Pada kenyataannya, NASA memang sedang berusaha untuk 
mengembangkan teknologi agar transportasi ke Mars lebih mudah. Apa saja 
teknologi tersebut? Yuk baca ulasan berikut!
1. Roket Raksasa
NASA
 menggunakan pesawat ulang-alik yang bernama Space Transportation System
 (STS) atau yang lebih dikenal dengan Space Shuttle. Namun, STS ini 
sudah dipensiunkan semenjak tahun 2011 lalu. Sebagai gantinya, NASA akan
 merilis penggantinya pada tahun 2018. Pengganti STS tersebut diberi 
nama Space Launch System (SLS). SLS diklaim NASA sebagai roket yang 
paling bertenaga yang pernah mereka buat. Roket ini mampu mengangkut 70 
metrik ton perlengkapan ke orbitnya nanti dengan ukurannya yang sangat 
besar, yaitu tinggi 116 meter. Setelah roket tiba di orbit, dengan 
bantuan pesawat lain, roket ini akan mampu mengangkut beban hingga 130 
metrik ton sambil mengantar kita ke Mars.
Roket meluncur ke angkasa via www.nasa.gov/multimedia/imagegallery/
2. Tenaga pendorong bertenaga surya
Roket
 yang dibuat NASA sudah canggih dan memiliki kemampuan mengangkat beban 
yang besar pula tetapi masih ada permasalahan pada bahan bakar. Selama 
ini, NASA menggunakan hidrogen dan oksigen cair sebagai bahan bakar yang
 dirasa kurang efisien untuk melakukan perjalanan ke Mars. Kekurangan 
lainnya adalah untuk menampung bahan bakar dibutuhkan tangki yang besar 
sehingga terasa agak merepotkan. Oleh karena itu, NASA membuat jalan 
alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan 
menggunakan tenaga surya.
Teknologi
 tersebut dinamakan Solar Electric Propulsion (SEP). Cara kerja SEP 
adalah dengan mendorong pesawat menggunakan ion yang dilepas melalui 
bagian belakang roket. Pelepasan ion dibantu oleh elektron dan gas 
xenon. Elektron dari tenaga surya dapat mengubah gas xenon ke bentuk 
plasma. Bentuk plasma inilah yang nantinya akan dilepas dengan kecepatan
 tinggi. Kecepatan SEP akan bertambah secara perlahan karena proses 
pengubahan yang terjadi membutuhkan waktu agak lama. Namun, SEP mampu 
menghasilkan kecepatan maksimal 321.00 km/jam lho!

Memanfaatkan tenaga surya via www.nasa.gov/multimedia/imagegallery/
3. Deep space habitat
Sesampainya
 di Mars, tentu saja kita membutuhkan tempat tinggal. Tetapi Mars tidak 
menyediakan hotel layaknya di Bumi. Oleh karena itu, NASA mengembangkan 
Deep Space Habitat, sejenis hotel ala Mars. Fungsinya sebagai tempat 
menginap saat berada di Mars. Habitat ini dapat dihuni maksimal 4 orang 
dengan masa tinggal dari 60 hingga 500 hari. Habitat ini menyediakan 
modul peralatan, mesin panel kontrol, mesin navigasi, mesin komunikasi, 
ada pula ruangan misi dan operasi sedangkan sisanya adalah kamar tidur, 
kamar mandi, dan ruang pribadi.

Tempat tinggal penjelajah Mars via www.nasa.gov/multimedia/imagegallery/
4. Pakaian ruang angkasa
Kebutuhan
 lain yang dibutuhkan adalah pakaian. Masalahnya kita tidak bisa memakai
 pakaian saat di Bumi karena kondisi Mars tidak bersahabat. Selain 
membutuhkan oksigen untuk bernapas, tentu saja pakaian tersebut harus 
fleksibel dan kuat agar dapat mendukung untuk proses penjelajahan di 
Mars. Teknologi pakaian yang sedang dibuat adalah pakaian yang 
terintegrasi dengan teknologi augmented reality dan bio-monitor serta, 
yang amat mengejutkan, pakaian ini terbuat dari bahan self-healing. 
Tahukah kamu? Bahan self-healing dapat menyambung sendiri apabila 
terjadi kerusakan seperti pada kulit manusia. Wow! Hebat bukan ?

Pakaian nyaman via www.nasa.gov/multimedia/imagegallery/
5. Komunikasi via laser
Masalah
 lain jika kita berada di Mars adalah sulitnya komunikasi karena 
jaraknya yang jauh dari Bumi. Jarak Mars dengan Bumi mencapai 55 juta 
kilometer. Selama ini, robot-robot yang dikirim ke Mars berkomunikasi 
data dengan kecepatan 250 kbps sehingga membuat robot-robot tersebut 
sulit dikendalikan atau memiliki respon yang cukup lambat. Hal inilah 
yang memicu NASA untuk mengembangkan teknologi komunikasi yang lebih 
cepat untuk menerima dan mengirimkan data.
Teknologi
 yang dipilih adalah menggunakan laser. Pada program Lunar Atmosphere 
and Dust Environment Explorer (LADEE) tahun 2013 silam, NASA sudah 
melakukan pengujian komunikasi via laser. Hasilnya cukup mengejutkan, 
kecepatan unggah dan unduh mencapai 77 Mbps tetapi hasil ini masih jauh 
dari target, yaitu 1 Gbps.

Teknologi laser via www.nasa.gov/multimedia/imagegallery/
Teknologi
 yang dikembangkan NASA sangat canggih bukan ? Namun, semua teknologi 
tersebut masih akan dikembangkan ke depannya agar lebih efisien dan 
mencapai target yang diinginkan.






 

 
 
 
 
0 komentar:
Post a Comment